Selain praktik penyembahan terhadap patung-patung dan berhala-berhala yang sangat membudaya di tengah masyarakat Arab pada masa itu, ada pula bentuk peribadahan lain yang terjadi di belahan Jazirah Arab lainnya. Misalnya, penduduk yang menjadikan matahari sebagai tuhan dan menyembahnya. Maka, ketika Allah Swt. mengirim utusan-Nya dan mensyariatkan shalat lima waktu, Rasulullah Saw. melarang mereka mengerjakan shalat pada waktu terbit dan tenggelamnya matahari.6 Hal itu dimaksudkan untuk menghindar dari kesan mengikuti tradisi mereka—meski sebenarnya tak sengaja—yang bersujud menyembah matahari saat terbit dan tenggelam.