Truth or Dare mengubah segalanya dalam satu kedipan mata. Aku penderita Aleksitimia. Sindroma ini membuatku kesulitan mengungkapkan emosi. Sekalipun bibirmu di jahit, aku yakin, kamu bakal tetap unggul menyampaikan isi kepalamu. Namun, jelas tak pernah terbayangkan olehku kelainan psikologis itu menyeretku pada tragedi paling gulita di usia remajaku. Saat manusia lain mengejar cinta, aku menyulamnya menjadi obsesi. Saat insan lain mengungkapkan isi hati, aku mengolahnya menjadi ambisi. Dalam permainan konyol yang menguji nyaliku, emosi yang memberangusku bertahun-tahun pada puncaknya sanggup kumuntahkan di hadapan semua orang. Di pesta perpisahan kelas itu, kusuguhkan pertunjukan paling mengejutkanyang bakal menjadi kenangan terburuk sepanjang hidup mereka. Oya, namaku Lentera. Jangan membenciku sebelum kalian usai menyelami kisahku. [Mizan, Bentang, Novel, Indonesia]